Apabila akhir-akhir ini di Indonesia dan Negara Barat terkenal akan stand up comedy, maka di Jepang terkenal juga akan sebuah seni budaya dan atraksi yang tetap dijaga hingga saat ini. Seni ini disebut Rakugo dan sudah ada sejak zaman Edo.
Rakugo adalah seni bercerita langsung ala tradisional Jepang yang mengisahkan cerita humor yang berisikan beberapa dialog dan kisah yang bisa membuat kita tertawa. Rakugo (落語) berasal dari kanji ‘落’ yang berarti jatuh, dan ’語’ yang berarti kata atau bahasa. Biasanya Rakugo menceritakan dialog antara beberapa orang namun hanya diceritakan oleh satu orang. Cerita yang ditampilkan adalah cerita komedi (otoshibanashi) yang penuh dengan punchline -disebut sebagai sage atau ochi-. Namun Rakugo merupakan seni bercerita dengan musik latar dan efek suara yang sangat dibatasi.
Berdasarkan daerah pementasannya, rakugo terdiri atas dua versi, yaitu Edo Rakugo (rakugo versi Edo) dan Kamigata Rakugo (rakugo versi Kyoto-Osaka) yang bisa langsung dikenali dari perbedaan tata cara dan perlengkapan panggung.
Pencerita di dalam Rakugo disebut dengan Rakugoka (落語家) dan mengenakan pakaian tradisional Jepang. Dalam membawakan cerita, Rakugoka tampil sendirian di atas stage. Mereka duduk di panggung dalam posisi seiza (duduk bertumpu pada kedua kaki) dan menggunakan kipas lipat dan sapu tangan sebagai properti mereka. Sedangkan cerita yang dibawakan selalu melibatkan dialog antara 2 orang sampai lebih, perbedaan karakter yang diperankan digambarkan melalui perubahan suara, nada, dan arah gerakan kepala atau badan.
Kini, ada lebih dari 700 Rakugoka professional di Jepang, dan hanya sekitar 30 di antaranya adalah perempuan. Tak hanya itu, ada juga seorang Rakugoka yang berasal dari negara Barat. Semua Rakugoka professional tergabung dalam Asosiasi Rakugo resmi yang saat ini berjumlah 5. Ada beberapa theater Rakugo di Tokyo dan Osaka yang dikhususkan untuk mementaskan Rakugo selama setahun penuh. Rakugo juga bisa dipentaskan di dalam auditorium, kuil-kuil, dan di sekolah atau di manapun tempatnya.
Salah satu cerita yang sering dibawakan adalah cerita rakyat Jepang yang berjudul "Jugemu". Cerita ini memiliki alur yang sederhana, namun apa yang membuatnya lucu adalah saat pencerita mengulangi nama Jugem yang panjang itu terus menerus dalam cerita.
Inti dari cerita ini adalah tentang sepasang suami istri yang tidak dapat menentukan nama untuk nama anak laki-laki mereka. Sehingga akhirnya mereka memanggil seorang pendeta untuk memberikan nama kepada anak mereka. Sang pendeta pun memberikan beberapa saran untuk nama sang bayi. Namun, karena ayahnya tidak sanggup memilih nama untuk anaknya itu. Ia pun menggunakan seluruh nama yang pendeta usulkan sebagai nama anaknya. Dan nama anaknya adalah:
Jugemu Jugemu Gokou-no surikire Kaijarisuigyo-no Suigyoumatsu Unraimatsu Fuuraimatsu Kuunerutokoro-ni Sumutokoro Yaburakouji-no burakouji Paipopaipo Paipo-no-shuuringan Shuuringan-no Guurindai Guurindai-no Ponpokopii-no Ponpokonaa-no Choukyuumei-no Chousuuke
Ini serius namanya sepanjang itu.Tapi ini cuma cerita. Dan versi kanjinya adalah:寿限無、寿限無
グーリンダイのポンポコピーのポンポコナーの
長久命の長助
Jika kita lihat tulisannya, terutama kanjinya, mungkin memang terlihat pendek. Tapi coba, sebutkan nama Jugem tadi secara lengkap dan cepat! Nah itulah tantangan bagi para rakugoka.
Kini, ada lebih dari 700 Rakugoka professional di Jepang, dan hanya sekitar 30 di antaranya adalah perempuan. Tak hanya itu, ada juga seorang Rakugoka yang berasal dari negara Barat. Semua Rakugoka professional tergabung dalam Asosiasi Rakugo resmi yang saat ini berjumlah 5. Ada beberapa theater Rakugo di Tokyo dan Osaka yang dikhususkan untuk mementaskan Rakugo selama setahun penuh. Rakugo juga bisa dipentaskan di dalam auditorium, kuil-kuil, dan di sekolah atau di manapun tempatnya.
Salah satu cerita yang sering dibawakan adalah cerita rakyat Jepang yang berjudul "Jugemu". Cerita ini memiliki alur yang sederhana, namun apa yang membuatnya lucu adalah saat pencerita mengulangi nama Jugem yang panjang itu terus menerus dalam cerita.
Inti dari cerita ini adalah tentang sepasang suami istri yang tidak dapat menentukan nama untuk nama anak laki-laki mereka. Sehingga akhirnya mereka memanggil seorang pendeta untuk memberikan nama kepada anak mereka. Sang pendeta pun memberikan beberapa saran untuk nama sang bayi. Namun, karena ayahnya tidak sanggup memilih nama untuk anaknya itu. Ia pun menggunakan seluruh nama yang pendeta usulkan sebagai nama anaknya. Dan nama anaknya adalah:
Jugemu Jugemu Gokou-no surikire Kaijarisuigyo-no Suigyoumatsu Unraimatsu Fuuraimatsu Kuunerutokoro-ni Sumutokoro Yaburakouji-no burakouji Paipopaipo Paipo-no-shuuringan Shuuringan-no Guurindai Guurindai-no Ponpokopii-no Ponpokonaa-no Choukyuumei-no Chousuuke
Ini serius namanya sepanjang itu.Tapi ini cuma cerita. Dan versi kanjinya adalah:寿限無、寿限無
五劫の擦り切れ
海砂利水魚の
水行末 雲来末 風来末
食う寝る処に住む処
やぶら小路の藪柑子
パイポパイポ パイポのシューリンガン
シューリンガンのグーリンダイ
海砂利水魚の
水行末 雲来末 風来末
食う寝る処に住む処
やぶら小路の藪柑子
パイポパイポ パイポのシューリンガン
シューリンガンのグーリンダイ
長久命の長助
Jika kita lihat tulisannya, terutama kanjinya, mungkin memang terlihat pendek. Tapi coba, sebutkan nama Jugem tadi secara lengkap dan cepat! Nah itulah tantangan bagi para rakugoka.
Nah, yang unik dari seni Rakugo adalah tingginya keinginan para anak muda untuk melestarikan seni ini. Tak terhitung juga banyaknya Rakugoka amatir yang mayoritas adalah anak muda yang tergabung dalam sebuah klub atau komunitas Rakugo.
Karena itu, menonton Rakugo juga menjadi aktivitas wajib bagi mereka yang berwisata ke Jepang.
Karena itu, menonton Rakugo juga menjadi aktivitas wajib bagi mereka yang berwisata ke Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar